Istilah ideologi dan strategi biasanya kita temui dalam partai
politik. Mendengar atau membaca kata ideologi dan strategi, asosiasi pikiran
tertuju kepada perjuangan politik.
Partai politik yang baik merumuskan cita dan keyakinannya, pola
dan cetakbirunya mengenai susunan masyarakat dan haluan kenegaraan yang hendak
dijalankan setelah dia menang dan memegang kekuasaan.
Untuk memenangkan ideologi yang dianutnya, partai politik
menyusun rangka perjuangan, menetapkan cara berjuang, membuat strategi umum dan
taktik berjuang.
Dari rumusan cita, pola dan cetakbiru keyakinan yang ditawarkan
kepada massa rakyat, perjuangan partai politik itu menentukan strategi dan
taktik perjuangan.
Dari gelanggang perjuangan memenangkan cita dalam strategi umum,
partai politik menciptakan divisa dan adagium perjuangan, semboyan yang dapat
memikat hati dan perhatian rakyat banyak.
Adalah tidak benar, jika istilah ideologi dan strategi itu
dinilai sebagai logat politik belaka.
Istilah itu juga buat segala perjuangan keyakinan.
Perjuangan keyakinan harus berlandaskan ideologi yang jelas dan
strategi dan taktik yang memungkinkan maju dan lajunya perjuangan keyakinan
itu.
Uraian berikut hendak berusaha mengemukakan apa ideologi dan
bagaimana strategi Da’wah, sebagai sektor perjuangan yang paling depan bagi
Ummat Islam.
Dalam dinamika sejarah dan kemajuan technik manusia sudah
demikian tingginya, dan kemajuan berfikir sudah begitu jauhnya, para Juru
Da’wah dan Muballighin Islam perlu kemuka dengan wajah yang terang, konsep
perjuangan cita dan keyakinan yang bulat dan sempurna.
Perlu adanya garis perjuangan, strategi umum yang diletakkan
dalam memperjuangkan cita, agar tidak ada kesimpang-siuran dalam perjuangan.
Rumus idealisme perjuangan yang cerah dan penetapan strategi
yang jelas, dan tegas, menjadi pedoman berjuang dan pimpinan berjuang yang
mencegah kita terapung diatas alamnya opportunisme dan avonturisme, penyakit
petualangan yang bisa melumpuhkan kekuatan dan susunan berjuang.
Perjuangan yang bermutu yalah jika para pejuang itu kemuka
dengan idealisme perjuangan yang jelas dan strategi yang benar.
Salah satu dari kelemahan dan kekurangan perjuangan Ummat Islam
adalah terletak disitu.
Ummat Islam tidak mempunyai rumus yang jelas dan sama serta
serupa dalam menyusun ideologi perjuangan dan menetapkan strategi perjuangan.
Perjuangan Ummat Islam hanya dikendalikan oleh angin lalu dan
ditentukan oleh cuaca yang lincah.
Akibanya Ummat ramai yang diharapkan ikut-menyertai dan membela
perjuangan kehilangan pedoman, ragu dan sangsi.
Sangsi dalam hati kepada siapa hendak menumpangkan kepercayaan,
adalah penyakit yang membahayakan dan melumpuhkan.
Tubuh Ummat Islam belah menjadi kepingan-kepingan kecil, tenaga
berserakan. Jalan dan pimpinan perjuangan simpang siur, wara-wiri tidak pasti.
Ada kepingan atau golongan yang beku tidak bermutu, terapung
dimuka air, tidak mampu berbuat amal yang berarti dan berisi. Kepingan yang
begitu itu nilainya tidak lebih seperti batu berlumut.
Hanya sebuah pertanyaan kepada kepingan yang beku itu, yalah : Sedang mengapa tuan ?
Ada kepingan yang hendak maju, hendak
cepat sampai ketujuan dengan jalan memintas, melompat, jauh, tidak seukuran
dengan kekuatan kaki.
Keliru dalam memperhitungkan
perimbangan kekuatan, keliru dalam menilai situasi, kondisi dan konstelasi
masyarakat. Kekeliruan perhitungan itu membawa kepada pemborosan tenaga dan
dana. Golongan ini agaknya kurang pengajiannya tentang Sunnah Ilahy dan Sunnah
Nabi.
Kepada golongan ini hanya sebuah pula
pertanyaan : Hendak
kemana tuan ?
MA CHALAQTA HADZA BATHILAAN !
Akan tetapi semua itu telah terjadi.
Bukan tidak membawa arti atau kehampaan.
Dari kegagalan orang boleh belajar,
meneliti kembali jalan yang sudah ditempuh, untuk dijadikan bahan pedoman
membuat paduan, harapan dan kemungkinan bagi masa datang, membuat perspektif
bagi kehidupan perjuangan Ummat Islam.
Kita perlu belajar dari pengalaman,
belajar dari kegagalan, belajar dari kesalahan dan kekeliruan. Agar kita tidak
membuat seperti itu lagi. Akan tetapi para Juru Da’wah dan Muballighin Islam
tidak boleh asyik meratapi masa lalu.
Kita tidak usah menangisi kepingan
yang beku tidak bermutu, dan yang maju tidak menentu.
Senandung masa lalu hanya akan
menerbangkan kenangan diangkasa romantik zaman silam. Ia tidak membawa dinamik
dan militansi, tidak mampu melihat jalan dan kemungkinan, tidak pandai
memandang masa depan yang jauh sampai kekaki langit.
Benua kehidupan dan perjuangan Islam
memerlukan timbulnya pemikiran baru, analisa dan jangkauan yang tersusun dan
teratur.
Kita perlu membuka ufuk-ufuk baru
dalam kehidupan dan perjuangan yang dapat kita bakalkan kepada Ummat yang berjuang.
Mimbar Da’wah masa kini harus
diarahkan membuat Ummat Baru yang kaya dengan keyakinan dan kaya dengan ilmu
perjuangan.
Kita perlu menafsirkan kembali
persoalan perjuangan ini dengan kalimat-kalimat biasa, Tafsir yang dapat
dipertanggung jawabkan ke Langit dan dapat pula diterima oleh Bumi tempat kita
berpijak.
Kita perlu membuat jembatan idealisme
dengan realisme dunia yang nyata.
Kita harus mampu menjawab tantangan
dan persoalan yang demikian menumpuknya dimuka kita.
Hanya kita yang harus dan bisa menjawabnya,
karena ia adalah persoalan kita.
Hanyalah kita yang harus
menyelesaikan, justru itulah risalah kita, tugas yang dibebankan keatas pundak
dan kepala kita.
Apa sesungguhnya Ideologi Da’wah dan
bagaimana strategi Da’wah ?
Jawaban atas pertanyaan ini merupakan
pangkal tolak bagi Juru Da’wah yang hendak maju ketengah-tengah manusia.
Segala ideologi yang pernah kita
kenal, bersumber kepada asas hidup, filsafat dan pandangan hidup.
Ideologi komunis bersumber kepada
Marxisme, historis-materialisme, pandangan hidup kebendaan : dari benda, oleh
benda dan kepada benda.
Lain dari benda maha bukan !
Ideologi Da’wah Islam adalah ideologi
Islam, pandangan hidup Islam, filsafat hidup menurut ajaran Islam.
Rahasia hidup dan hakekat hidup,
hanya ditanyakan kepada yang memberi Hidup.
Manusia tidak kompeten, tidak
berkuasa memberi tafsir, apa makna dan hakekat, apa sengaja atau tujuan dari
kehidupan, sebab manusia bukan kekuasaan yang memberi hidup, tapi machluq yang
diberi hidup.
Pandangan hidup Islam atau “Weltanschauung”
Islam berpusat kepada petunjuk wahyu, yang disampaikan kepada NabiNya.
Ideologi Da’wah atau Ideologi Islam
yang hendak dida’wahkan itu adalah pancaran sinar dari asas hidup Islam, yang
dituturkan wahyu. Bersumber kepada wahyu kita membuat rumus, pola dan formula,
cetakbiru dari ideologi yang hendak kita Da’wahkan, kita susun ideologi Da’wah.
Bertolak dari asas hidup dan
pandangan hidup Islam, kita bentuk wijhah perjuangan, kita letakkan qa’idah perjuangan, kita rentangkan chittah perjuangan.
Wijhah yang jelas, chittah yang
terang dan qaidah yang kuat, akan memahirkan kita dan menuntun kita dalam
memilih chid’ah dan makidah perjuangan.
Jika semua itu datang didukung oleh
pemikir dan pejuang yang berwatak yang bermoral dan berkarakter, maka
perjuangan yang dikendalikannya akan dapat dijadikan tumpangan-kepercayaan
Ummat yang berjuang.
Wijhah (ideologi), chittah dan
qa’idah (Strategi), chid’ah dan makidah (taktik) semua itu tidak boleh lepas
dari sumbernya, yalah Wahyu Ilahy dan Sunnah Nabi.
................
................