Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6

 

VII. IDEOLOGI DAN STRATEGI DA’WAH

 

 

Istilah ideologi dan strategi biasanya kita temui dalam partai politik. Mendengar atau membaca kata ideologi dan strategi, asosiasi pikiran tertuju kepada perjuangan politik.

Partai politik yang baik merumuskan cita dan keyakinannya, pola dan cetakbirunya mengenai susunan masyarakat dan haluan kenegaraan yang hendak dijalankan setelah dia menang dan memegang kekuasaan.

Untuk memenangkan ideologi yang dianutnya, partai politik menyusun rangka perjuangan, menetapkan cara berjuang, membuat strategi umum dan taktik berjuang.

Dari rumusan cita, pola dan cetakbiru keyakinan yang ditawarkan kepada massa rakyat, perjuangan partai politik itu menentukan strategi dan taktik perjuangan.

Dari gelanggang perjuangan memenangkan cita dalam strategi umum, partai politik menciptakan divisa dan adagium perjuangan, semboyan yang dapat memikat hati dan perhatian rakyat banyak.

Adalah tidak benar, jika istilah ideologi dan strategi itu dinilai sebagai logat politik belaka.

Istilah itu juga buat segala perjuangan keyakinan.

Perjuangan keyakinan harus berlandaskan ideologi yang jelas dan strategi dan taktik yang memungkinkan maju dan lajunya perjuangan keyakinan itu.

Uraian berikut hendak berusaha mengemukakan apa ideologi dan bagaimana strategi Da’wah, sebagai sektor perjuangan yang paling depan bagi Ummat Islam.

Dalam dinamika sejarah dan kemajuan technik manusia sudah demikian tingginya, dan kemajuan berfikir sudah begitu jauhnya, para Juru Da’wah dan Muballighin Islam perlu kemuka dengan wajah yang terang, konsep perjuangan cita dan keyakinan yang bulat dan sempurna.

Perlu adanya garis perjuangan, strategi umum yang diletakkan dalam memperjuangkan cita, agar tidak ada kesimpang-siuran dalam perjuangan.

Rumus idealisme perjuangan yang cerah dan penetapan strategi yang jelas, dan tegas, menjadi pedoman berjuang dan pimpinan berjuang yang mencegah kita terapung diatas alamnya opportunisme dan avonturisme, penyakit petualangan yang bisa melumpuhkan kekuatan dan susunan berjuang.

Perjuangan yang bermutu yalah jika para pejuang itu kemuka dengan idealisme perjuangan yang jelas dan strategi yang benar.

Salah satu dari kelemahan dan kekurangan perjuangan Ummat Islam adalah terletak disitu.

Ummat Islam tidak mempunyai rumus yang jelas dan sama serta serupa dalam menyusun ideologi perjuangan dan menetapkan strategi perjuangan.

Perjuangan Ummat Islam hanya dikendalikan oleh angin lalu dan ditentukan oleh cuaca yang lincah.

Akibanya Ummat ramai yang diharapkan ikut-menyertai dan membela perjuangan kehilangan pedoman, ragu dan sangsi.

Sangsi dalam hati kepada siapa hendak menumpangkan kepercayaan, adalah penyakit yang membahayakan dan melumpuhkan.

Tubuh Ummat Islam belah menjadi kepingan-kepingan kecil, tenaga berserakan. Jalan dan pimpinan perjuangan simpang siur, wara-wiri tidak pasti.

Ada kepingan atau golongan yang beku tidak bermutu, terapung dimuka air, tidak mampu berbuat amal yang berarti dan berisi. Kepingan yang begitu itu nilainya tidak lebih seperti batu berlumut.

Hanya sebuah pertanyaan kepada kepingan yang beku itu, yalah : Sedang mengapa tuan ?

Ada kepingan yang hendak maju, hendak cepat sampai ketujuan dengan jalan memintas, melompat, jauh, tidak seukuran dengan kekuatan kaki.

Keliru dalam memperhitungkan perimbangan kekuatan, keliru dalam menilai situasi, kondisi dan konstelasi masyarakat. Kekeliruan perhitungan itu membawa kepada pemborosan tenaga dan dana. Golongan ini agaknya kurang pengajiannya tentang Sunnah Ilahy dan Sunnah Nabi.

Kepada golongan ini hanya sebuah pula pertanyaan : Hendak kemana tuan ?

MA CHALAQTA HADZA BATHILAAN !

Akan tetapi semua itu telah terjadi. Bukan tidak membawa arti atau kehampaan.

Dari kegagalan orang boleh belajar, meneliti kembali jalan yang sudah ditempuh, untuk dijadikan bahan pedoman membuat paduan, harapan dan kemungkinan bagi masa datang, membuat perspektif bagi kehidupan perjuangan Ummat Islam.

Kita perlu belajar dari pengalaman, belajar dari kegagalan, belajar dari kesalahan dan kekeliruan. Agar kita tidak membuat seperti itu lagi. Akan tetapi para Juru Da’wah dan Muballighin Islam tidak boleh asyik meratapi masa lalu.

Kita tidak usah menangisi kepingan yang beku tidak bermutu, dan yang maju tidak menentu.

Senandung masa lalu hanya akan menerbangkan kenangan diangkasa romantik zaman silam. Ia tidak membawa dinamik dan militansi, tidak mampu melihat jalan dan kemungkinan, tidak pandai memandang masa depan yang jauh sampai kekaki langit.

Benua kehidupan dan perjuangan Islam memerlukan timbulnya pemikiran baru, analisa dan jangkauan yang tersusun dan teratur.

Kita perlu membuka ufuk-ufuk baru dalam kehidupan dan perjuangan yang dapat kita bakalkan kepada Ummat yang berjuang.

Mimbar Da’wah masa kini harus diarahkan membuat Ummat Baru yang kaya dengan keyakinan dan kaya dengan ilmu perjuangan.

Kita perlu menafsirkan kembali persoalan perjuangan ini dengan kalimat-kalimat biasa, Tafsir yang dapat dipertanggung jawabkan ke Langit dan dapat pula diterima oleh Bumi tempat kita berpijak.

Kita perlu membuat jembatan idealisme dengan realisme dunia yang nyata.

Kita harus mampu menjawab tantangan dan persoalan yang demikian menumpuknya dimuka kita.

Hanya kita yang harus dan bisa menjawabnya, karena ia adalah persoalan kita.

Hanyalah kita yang harus menyelesaikan, justru itulah risalah kita, tugas yang dibebankan keatas pundak dan kepala kita.

Apa sesungguhnya Ideologi Da’wah dan bagaimana strategi Da’wah ?

Jawaban atas pertanyaan ini merupakan pangkal tolak bagi Juru Da’wah yang hendak maju ketengah-tengah manusia.

Segala ideologi yang pernah kita kenal, bersumber kepada asas hidup, filsafat dan pandangan hidup.

Ideologi komunis bersumber kepada Marxisme, historis-materialisme, pandangan hidup kebendaan : dari benda, oleh benda dan kepada benda.

Lain dari benda maha bukan !

Ideologi Da’wah Islam adalah ideologi Islam, pandangan hidup Islam, filsafat hidup menurut ajaran Islam.

Rahasia hidup dan hakekat hidup, hanya ditanyakan kepada yang memberi Hidup.

Manusia tidak kompeten, tidak berkuasa memberi tafsir, apa makna dan hakekat, apa sengaja atau tujuan dari kehidupan, sebab manusia bukan kekuasaan yang memberi hidup, tapi machluq yang diberi hidup.

Pandangan hidup Islam atau “Weltanschauung” Islam berpusat kepada petunjuk wahyu, yang disampaikan kepada NabiNya.

Ideologi Da’wah atau Ideologi Islam yang hendak dida’wahkan itu adalah pancaran sinar dari asas hidup Islam, yang dituturkan wahyu. Bersumber kepada wahyu kita membuat rumus, pola dan formula, cetakbiru dari ideologi yang hendak kita Da’wahkan, kita susun ideologi Da’wah.

Bertolak dari asas hidup dan pandangan hidup Islam, kita bentuk wijhah perjuangan, kita letakkan qa’idah perjuangan, kita rentangkan chittah perjuangan.

Wijhah yang jelas, chittah yang terang dan qaidah yang kuat, akan memahirkan kita dan menuntun kita dalam memilih chid’ah dan makidah perjuangan.

Jika semua itu datang didukung oleh pemikir dan pejuang yang berwatak yang bermoral dan berkarakter, maka perjuangan yang dikendalikannya akan dapat dijadikan tumpangan-kepercayaan Ummat yang berjuang.

Wijhah (ideologi), chittah dan qa’idah (Strategi), chid’ah dan makidah (taktik) semua itu tidak boleh lepas dari sumbernya, yalah Wahyu Ilahy dan Sunnah Nabi.

A. Fungsi wahyu

................

B. Membangun Dunia Islam

................